• Home
  • Blog Archives
  • About
  • Ebook Anti Bingung
  • Home
  • Blog Archives
  • About
  • Ebook Anti Bingung
Facebook Instagram Youtube Whatsapp

Sibuk Jadi Orang Baik, Tapi Malah Kehilangan Diri Sendiri?

  • By masyudd
  • December 8, 2024
  • No Comments
Pria atau wanita muda Indonesia duduk sendiri di kantor modern dengan ekspresi hampa meski terlihat profesional, menggambarkan krisis identitas dan kehilangan arah hidup.
Banyak dari kita terlalu sibuk mengejar citra versi “orang baik”, “anak sukses”, “pribadi ideal” atau jadi “people pleaser” —hingga lupa menjadi diri sendiri yang autentik, yang asli. Saya, kamu, kita, banyak yang akhirnya terpaksa hidup dalam kebohongan yang kita ciptakan sendiri, sampai akhirnya jadi lupa, siapa sebenarnya dirimu di balik semua topeng itu?

 

Nggak tahu dari mana asalnya, kebiasaan saya untuk menolak saat dimintai tolong untuk sesuatu yang sebenarnya nggak urgent, nggak penting banget, atau bisa lah, orang itu minta tolong sama orang lain, atau malah mengerjakannya sendiri. Rasa nggak enak itu lho, yang menyebabkan saya biasanya jadi sulit untuk menolak. Rasa nggak enak ini juga, sepertinya erat dengan ketakutan dalam diri yang ada di pikiran saya, “apa penilaian mereka jika saya menolak ?”

 

Kamu juga seperti itu kah ?

Kita sering terjebak dalam keinginan untuk jadi “versi terbaik” menurut orang lain. Kita cenderung ingin dilihat sebagai orang baik, orang yang suka menolong, orang yang rajin, dibilang dewasa, disukai banyak orang, dianggap sukses sama orang lain dan seterusnya. Akhirnya, tanpa sadar, identitas kita jadi dibentuk sama sekelompok orang dalam lingkungan kita, sayangnya, itu bukan cerminan diri kita sesungguhnya, melainkan karena ketakutan kita untuk dihakimi seandainya kita jadi versi otentik-nya diri kita.

 

Nggak sadar diri, akhirnya, Kita sibuk mengejar validasi, sibuk untuk membuktikan diri, sibuk untuk menyenangkan semua orang, nggak mau orang lain kecewa, meskipun untuk itu semua, keseringannya, kita jadi mengorbankan diri kita sendiri. Tapi pertanyaannya adalah, apakah semua itu benar – benar memang datang dari keinginan terdalam kita ? atau sebenarnya, itu cuma cara kita bertahan supaya bisa “diterima” di mata orang lain ?

 

Menjadi versi terbaik, versi ideal dari orang lain, jelas, itu bisa membuat kamu kehilangan diri sendiri. Kalau nggak segera sadar, itu malah makin memburamkan sebenarnya kemana arah hidup yang ingin dituju. Kamu bisa kehilangan dirimu sendiri, jadi ragu untuk mengekspresikan hal yang sebenarnya ingin disampaikan, jadi menahan pendapat karena ketakutan akan beda sendiri, kamu jadi pakai topeng yang kelihatannya baik dari luar, tapi perlahan – lahan, itu jadi mengikis bagian otentik dari dirimu sendiri.

 

Iseng – iseng googling, saya menemukan hasil riset dari University of Houston. Kurang lebihnya, begini hasil dari riset itu: semakin sering kita menekan kepribadian asli kita untuk diterima lingkungan, semakin tinggi risiko kita mengalami kecemasan sosial dan depresi. Dan hal ini bisa jadi makin parah ketika kita bahkan sudah nggak tahu lagi, mana suara asli dari dalam diri, dan mana yang sebenarnya hanya merupakan respons karena tuntutan sosial.

 

Saat saya menyadari ini, saya kecewa, karena sudah banyak waktu yang terbuang yang seharusnya bisa membawa hidup saya ke titik yang sebenarnya saya inginkan. Dari mana saya mendapatkan kesadaran ini ? Salah satunya adalah dengan melihat hal – hal yang sudah terjadi dalam hidup dengan banyaknya tindakan – tindakan yang saya lakukan buat orang lain. Kelihatannya baik, iya benar! Tapi buat orang lain dan kadang malah kebaikan yang kita lakukan pada mereka, menjadi semacam ketergantungan diri kepada diri saya untuk terus melakukan kebaikan lagi dan lagi kepada orang yang sama. Ini bahaya! Bukan buat saya semata, tapi juga bahaya buat orang yang menerima kebaikan dari saya, jadinya, mereka lagi di puk – puk, lagi dimanjain terus menerus, dan ini tentu saja, jadi membuat mereka nggak tumbuh, nggak berkembang!

 

Buat saya mendapatkan kesadaran itu, datang dari sebuah peristiwa yang membuat saya sedih, seperti kisah pengkhianatan. Saya sudah berbuat baik kepada seseorang, berulang kali kebaikannya dilakukan, tapi malah dibalas dengan sesuatu yang membuat saya merasa kecewa. Malam harinya saya marah, tapi setelah istirahat tidur, pagi hari saya bangun dan mulai dengan menuliskan apa yang saya alami, membuat saya jadi sadar, bahwa bukan dia yang salah, tapi karena saya terus menerus nggak mau mengecewakan dia, saya terus – menerus membantunya, saya terus menerus berusaha menyenangkan dia.

 

Kamu yang menghadapi hal serupa, apapun bentuknya, apapun ceritanya, mungkin ini saatnya untuk berhenti sebentar. Saatnya untuk tarik napas, duduk diam, jujur pada diri sendiri dan mulai menjawab pertanyaan – pertanyaan ini :

Siapa aku, di balik semua peran sosial ini?

Apa yang sebenarnya aku mau, bukan karena disuruh?

Apa yang aku cintai, bukan karena sedang tren?

Siapa aku… kalau tidak ada yang menonton?

 

Menjawab pertanyaan – pertanyaan itu dengan kejujuran, saya mendapatkan kesadarannya. Nggak gampang memang, tapi mulai dengan pelan – pelan, saya menuliskan ulang versi ideal saya sendiri, bukan lagi versi yang ideal di mata orang lain, dan ini mungkin akan menjadi versi yang mereka nggak sukai, tapi ini adalah versi yang selaras dengan apa yang hati saya suarakan. Proses menjawab pertanyaan – pertanyaan ini juga membantu saya untuk menemukan kembali kejelasan arah dan tujuan hidup saya, dan ini akan jadi bermanfaat jika saya bagikan kepada kamu untuk mulai menyingkap arah dan kejelasan dalam hidup. Proses yang saya jalankan ini saya rangkum jadi ebook “Anti Bingung” yang bisa kamu dapatkan 3 bab pertamanya gratis dengan klik di BACA EBOOK.

 

Sebelum mengakhiri artikel ini, saya kembali mengingatkan buat kamu, Jangan cuma sibuk jadi versi ideal menurut orang lain, karena hidup ini terlalu singkat dan terlalu berharga untuk kita habiskan dengan berpura – pura menjadi orang lain. Mungkin sekarang, adalah saatnya kamu kembali jadi diri sendiri, walaupun mungkin nggak semua orang suka!

  • hidup tidak otentik, journaling reflektif, kehilangan jati diri, menjadi diri sendiri, overthinking, quarter life crisis, self awareness, self discovery, self identity, tekanan sosial
Facebook
WhatsApp
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Picture of Masyudd

Masyudd

Bukan motivator, cuma sering berbagi pengalaman "tersesat" dalam hidup, masih rajin ketawa dan menikmati hidup lewat fokus kecil aja --> hari ini perlu lebih baik dari kemarin :)

Facebook-f Instagram Whatsapp Youtube
PrevPreviousKenapa Hidup Terasa Sibuk Tapi Seperti Nggak ke Mana-Mana?
NextCapek Jalani Hidup yang ‘Katanya’ Benar? Saatnya Tentukan Versi Suksesmu SendiriNext
PEMANDU ARAH
Masyudd

Bukan motivator, hanya seseorang yang berulangkali tersesat dalam hidup, sampai akhirnya menemukan metode jitu yang efektif untuk menemukan "kejelasan dalam hidup"

Facebook-f Instagram Whatsapp Youtube
RECENT POSTS
wanita muda Indonesia duduk di dalam kendaraan umum sambil menatap kosong ke luar jendela, menggambarkan hidup yang tampak stabil tapi terasa kosong di dalam.
Hidup baik – baik saja, Tapi Kok Merasa Nggak Bahagia?
July 8, 2024 No Comments
Pria muda Asia menulis di jurnal, tampak merenung dan tidak yakin, mewakili mengatasi kebingungan dan menemukan kejelasan dalam hidup
Cara Mengatasi Kebingungan Hidup: Kenali Tanda dan Langkah Awal Menuju Kejelasan
August 8, 2024 No Comments
Seorang pria muda Indonesia duduk sendiri di kamar dengan wajah bingung dan lelah, menggambarkan rasa kosong dan kehilangan arah hidup
Sering Ganti Kerja Tapi Tetap Nggak Bahagia? Mungkin Masalahnya…
September 9, 2024 No Comments
ADVERTORIAL
FOLLOW US ON
FOLLOW US ON
Copyright © 2025 Tujuanco. All rights reserved.
Useful Links
  • Home
  • Blog Archives
  • About
  • Ebook Anti Bingung
  • Home
  • Blog Archives
  • About
  • Ebook Anti Bingung
OTHER RESOURCES